Posted by : Unknown Senin, 10 Juni 2013


Pada mulanya, bangsa Media lebih kuat. Kemudian, hampir 2.550 tahun lalu, Cyrus yang Agung, penguasa Persia, melakukan pemberontakan dan merebut kekuasaan. Cyrus menjadikan Persia sebagai pusat kerajaan baru yang perkasa. Ibukotanya berada di Ecbatana, terletak di Jalur Sutra, yang kini tertimbun di bawah kota modern Hamadan.
Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukkan satu wilayah. Salah satu rumpun bangsa Arya, yaitu Bangsa Media, mendiami wilayah Iran bagian barat. Sementara Bangsa Persia mendiami bagia selatan wilayah tersebut. Bangsa Media dan Bangsa Persia tunduk pada kekuasaan Bangsa Assyiria. Namun, sejak 1000 SM., Bangsa Persia berhasil menaklukan Bangsa Media bahkan menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu, wilayah Iran dikenal dengan nama Persia.
Kekaisaran Arkhmeniyah (Persia), imperium ini didirikan oleh Cyrus atau Koresh yang Agung pada tahun 5550 SM. yang merupakan imperium pertama di kala itu. Pada tahun 486 SM., Raja Darius I naik tahta, dan pada tahun 521 SM. menguasai Iran. Pada tahun 334 SM., Alexander Agung, Kaisar Macedonia, Yunani, menaklukkan dan menguasai imperium Persia, bahakan membakar ibukotanya Parsepolis. Tindakan ini sengaja dilakukan sebagai balasan atas pembakaran kota Athena yang dilakukan oleh pasukan Persia. Alexander sendiri mengikrarkan bahwa ia adalah pewaris tahta raja-raja Arkhmeniyah serta memadukan kebudayaan Persia dan Yunani (Helenistik).
Setelah kematian Alexander pada tahun 323 SM., terjadi perpecahan di antara panglima militernya. Mereka pun membagi wilayah kekuasaan yang telah ditaklukkan Alexander. Wilayah Persia menjadi milik panglima Seleukus, salah seorang jenderal Alexander. Persia dikuasai oleh pemerintahan Kekaisaran Seleukus yang berlangsung hingga 141 SM.
Setelah itu muncul Kekaisaran Parthia atau disebut juga Dinasti Arsacia yang menguasai Persia pada tahun 247 SM- 224 M. Nama Arsacia dinisbahkan kepada raja pertamanya, yaitu Arsacia I. Tapi kemudian nama ini dipakai sebagai gelar untuk kekaisaran Parthia, seperti gelar pada raja-raja Romawi.
Kekaisaran Sasanid: didirikan oleh Ardhashir I (w.240) yang berkuasa paa tahun 224 M. Dinasti ini dianggap sebagai pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus berupaya membangun kembali tradisi Persia peninggalan Dinasti Arkhmeniyah sekaligus pendiri Imperium Pahlavi. Ardhasir wafat dan digantikan oleh putranya, Shapur yang kembali memerangi Imperium Byzantium dan berhasil menaklukkan Kekaisaran Romawi Valerian pada tahun 260 M. Beberapa waktu kemudian, Shapur mendirikan akademi Gundishapur di Gundeshapur. Dia pun kembali membangun tata kerajaan dan Imperium Persia, seperti mebangun banyak kota-kota utama, salah satunya Nishapur.
Pada periode berikutnya, muncul Raja Anusherwan (531-579 M). Pada awal pemerintahannya, ia telah mampu menghilangkan fitnah pengikut Mazdak dan memulihkan stabilitas situasi di Iran. Pada tahun 642 M, pasukan Muslim mengalahkan Bangsa Persia pada dua pertempuran. Perang Qadisiyah dan perang Nahawan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Setelah itu, kaum Muslimin tersebar di negara Persia hingga pemerintahan Dinasti Sasanid berakhir.
Persia merupakan rumah dari salah satu peradaban tertua didunia. Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran[1], diikuti dengan peradaban Elam. Yang dihasilkan oleh peradaban Persia diantaranya, yang sangat terkenal karena kesusatraannya. Sehingga hampir seluruh Negara di dunia pasti mengenal budaya tersebut. Dalam bidang kesusastraan, budaya Persia terkenal dengan bahasa Parsinya. Yang merupakan bahasa penulisan setelah sebelumnya menggunakan bahasa avista. Bahasa Parsi sendiri termasuk dalam rumpun bahasa indo-Europa, yakni rumpun bahasa yang berasal dari dataran tinggi Iran. Bahasa lain yang masuk ke dalam rumpun tersebut adalah bahasa yang sudah tidak asing lagi di Negara Indonesia, yakni bahasa sangsekerta atau bahasa sangskrit. Sementara itu bahasa yang digunakan oleh bahasa Eropa dan termasuk ke dalam rumpun ini antara lain adalah bahasa Latin, Jerman dan Belanda.
Kemudian hasil peradaban yang lainnya yakni dalam bidang arsitektur yakni kincir angin Persia kuno yang merupakan salah satu kincir angin tertua yang pernah dibuat oleh manusia. Kincir angin ini dibuat oleh peradaban Persia sekitar 3000 tahun yang lalu. Kincir angin ini digunakan untuk menggiling gandum dan memompa air. Selain kincir angin ada juga menara angin atau wind tower ini digunakan oleh masyarakat Persia untuk sistem ventilasi udara di rumah – rumah mereka. Sistem ventilasi mereka jauh lebih rumit dari sistem ventilasi rumah pada saat ini.
Di bidang keagamaan, bangsa Persia mengikuti ajaran seorang nabi Persia yang bernama Zarathustra, dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Zoroaster menjalankan agama suku Persia kuno yang dibawa orang Persia dari Asia tengah. Mereka menyembah satu dewa, Ahura Mazda, yang dikenal ikut dalam peperangan suci melawan Ahriman (mewakili sikap diam) dan setan (mewakili kejahatan).
Kendati ajaran Zoroaster tidak menjadi agama dunia, ada ahli yang berpendapat bahwa agama ini memengaruhi banyak agama lain, termasuk agama Kristen. Menurut mereka, pengaruh ajaran ini dapat dilihat dalam kitab Wahyu.

text-Y�njhF�p��xt-indent:-18.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1'>3.      Kehidupan dan kematian.

Pertama, Tulisan Suci. Menurut saya ini yang menjadi keistimewaan dari agama baha’I karena semua tulisan suci masih tersimpan dengan baik sampai sekarang, dan baha’u’llah sendirilah yang mengesahkannya, sehingga kecil kemungkinan akan timbulnya keraguan atas keotentikannya.
Kedua, Ritual – Ibadah. Umat baha’I ini memiliki kesamaan dengan agama yang lain dalam segi ritual -  ibadah, yaitu mereka melakukan         sembahyang wajib, puasa, dan do’a. Namun ada sedikit perbedaan dalam konteks subjeknya, dimana sembahyang yang dilakukan umat baha’I ini dilakukan secara individu serta berpuasa selama beberapa periode waktu tertentu. Selain itu, mereka pun melakukan do’a dan adanya tulisan suci yang dianjurkan untuk dibaca ketika berdo’a, bahkan tulisan suci nya pun sangat dianjurkan untuk dipelajari.  Apa sebenarnya tujuan mereka melakukan itu semua? Tidak lain ialah untuk kehidupan mereka sendiri, yaitu membantu mereka memenuhi tujuan hidup mereka, yaitu mengenal dan menyembah Tuhan dan berkembang secara rohani.
Ketiga, Kehidupan dan kematian. Dalam kehidupan yang fana  ini, seseorang tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang mereka yakini selama hidup mereka. Aspek yang menjadi perhatian dalam hal  ini ialah adanya roh  yang dianggap sebagai sesuatu yang sangat mereka percayai dan yakini. Umat baha’I mempercayai tentang adanya roh yang ada bersemayam dalam setiap manusia, walaupun sebenarnya manusia sendiri pun tidak akan bisa sepenuhnya memahami sifat roh itu. Roh ini akan  menentukan kehidupan manusia, tergantung sejauh mana roh itu dekat dengan Tuhan, artinya bahwa aspek  ini penting untuk dipahami, karena ini menyangkut hubungan rohani antara roh dengan Tuhan. Bagaimana hubungan itu terbentuk? Yaitu dengan jalan mengenal Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya yang diwahyukan oleh para utusan-Nya. Seperti cinta pada Tuhan, do’a, meditasi, puasa, disiplin moral, kebaikan-kebaikan Ilahi, menjalankan hukum-hukum agama dan pengabdian kepada umat manusia.
Maka dapat disimpulkan bahwa agama baha’I adalah agama yang menganut monoteisme. Pembawa agama ini ialah Baha’u’llah yang memiliki arti Kemuliaan Tuhan. Aspek humanism menjadi perhatian utama karena tujuan dibentuknya agama baha’I ini adalah untuk merangkul semua elemen masyarakat dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama mencari kedamaian dan kedekatan dengan Tuhan. Paling tidak ada tiga aspek penting yang dibahas dalam agama baha’I ini, yaitu: Tulisan Suci Baha’ullah, Ritual – Ibadah, dan Kehidupan serta kematian.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Labels

Popular Post

Blogger templates

Blog Archive

- Copyright © Agama Minor -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -