Kota Kuno Termegah Sepanjang Sejarah


Iran memang bukan pilihan yang populer sebagai tempat wisata, tetapi bukan berarti tidak menyimpan keagungan tradisinya. Terdapat banyak bahasa yang digunakan oleh 75 juta penduduk di sana. Persepolis adalah salah satu situs kota tua yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu di Iran. Ketika Kerajaan Persia Kuno (Achaemenid) di puncak kejayaan, tempat itu menjadi kota yang hiruk-pikuk. Bahkan, saking besarnya kerajaan tersebut, mereka punya empat ibu kota, Persepolis termasuk diantaranya. Kota yang dinobatkan sebagai salah satu World Heritage Site oleh UNESCO pada 1979 ini didirikan oleh Raja Darius I pada tahun 518 Sebelum Masehi.

Dalam bahasa Persia kuno, kota ini disebut "Parsa", yang berarti "Kota Bangsa Persia". Persepolis sendiri berasal dari terjemahan bahasa Yunani dari nama kota ini, Perses polis atau "Kota Persia". Dalam bahasa Persia modern, tempat ini dikenal sebagai Takht-e Jamshid (Tahta Jamshid) dan Parseh. Kota ini dibangun dengan arsitektur yang megah dan rumit karena terinspirasi oleh model Mesopotamia. Kota kuno yang terletak di 70 kilometer timur laut Shiraz “dihiasi” perak dan emas. Pahatan-pahatan kualitas tinggi ada di tiap peninggalan. Persepolis dan Persia jatuh ditaklukkan Alexander Agung. Ia membakar kota ini hingga rata dengan tanah. Sekarang sisasisanya masih bisa dinikmati di Iran. Reruntuhan beberapa bangunan kolosal terdapat di teras. Semuanya terbuat dari marmer abu-abu gelap. Lima belas pilar diantaranya masih utuh. Tiga pilar telah didirikan kembali sejak 1970. Beberapa bangunan lain tidak terselesaikan.

Peninggalan Kekaisaran Persia yang masih terlihat jelas dari patung-patung, reruntuhan bangunan, serta karya seni dari emas dan perak membuat Persepolis menjadi tempat wisata yang pantang dilewatkan. Persepolis hanyalah salah satu tempat di Iran yang patut dikunjungi. Masih banyak tempat lain yang pantas untuk diamati mendalam. Tidak sebatas pada tempat, banyak makanan dan barang khas Iran yang sayang untuk dilewatkan. Ciptakan Simbol Keagungan Andre Godard, seorang arkeolog Perancis pada awal 1930-an menyatakan bahwa lokasi kota ini dicetuskan oleh Cyrus Agung, tapi pembangunannya dilaksanakan oleh Darius. Darius memerintahkan pembangunan Balai Apadana dan Balai Konsul (Tripylon atau Balai Tiga Gerbang) yang menjadi bangunan Perbendaharaan Kemaharajaan, serta beberapa bangunan di sekelilingnya.

Pembangunan ini dirampungkan pada masa pemerintahan putranya, Raja Xerxes Agung. Pembangunan lebih lanjut pada bangunan dan teras terus dilanjutkan hingga masa keruntuhan Kekaisaran Akhemeniyah. Sejumlah arkeolog dari Amerika Serikat pun tak ingin ketinggalan, menurut mereka pembangunan Persepolis bertujuan untuk menciptakan suatu simbol keagungan dari kejayaan kerajaan Persia kuno saat itu, serta sebagai tempat menggelar upacara dan perayaan khusus. Sebagai alasan historis, Persepolis dibangun di tanah air dinasti Akhaemenid, meskipun pada saat itu tidak terletak tepat di tengah jantung kemaharajaan. Bangunan di komplek ibukota ini dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan militer, kawasan perbendaharaan dan kawasan raja. Sedangkan struktur utama, antara lain Tangga Agung, Gerbang Semua Bangsa atau Gerbang Xerxes, Istana Apadana Darius, Balai Seratus Tiang, Balai Tripylon Hall, dan Istana Tachara milik Darius, Istana Hadish milik Xerxes, Istana Artaxerxes III, Bendahara kerajaan, Istal kuda kerajaan, serta rumah Kereta Perang. Reruntuhan di sekitar kota ini dikenal sebagai Chehel minar atau 40 menara. Para arkeolog masih berdebat apakah reruntuhan ini dihancurkan oleh Alexander III atau Alexander Agung dari kerajaan Makedonia. Bukti Peradaban Tingkat Tinggi Salah satu reruntuhan utama adalah Gerbang Semua Bangsa.

Gerbang ini dimaksudkan untuk seluruh kerajaan taklukan kemaharajaan Persia saat itu. Terdiri atas balai agung berukuran panjang 25 meter, dengan empat tiang besar di pintu masuknya di dinding Barat. Terdapat dua pintu lain, satu menghadap ke selatan membuka ke arah lapangan pelataran Apadana, yang satunya lagi membuka ke arah jalan panjang ke timur. Lubang engsel ditemukan di sudut dalam setiap pintu menunjukkan bahwa pintu besar ini terdiri atas dua daun pintu, mungkin terbuat dari kayu, dan dilapisi lembaran logam berukir. Sepasang banteng Lamassu berkepala pria berjenggot, berdiri di sisi barat. Sepasang lainnya memiliki sayap berkepala khas Persia (Gopat-Shah) yang berdiri di gerbang timur, kesemuanya melambangkan kekuasaan Kerajaan Achaemenid. Nama Xerxes tertulis dalam tiga bahasa terukir di pintu masuk, menunjukkan bahwa dialah yang memerintahkan pembangunan gerbang ini. Di belakang Takht-e Jamshid terdapat tiga makam yang diukir dari batu karang di sisi bukit. Berjarak sekitar 13 kilometer mengarah ke timur laut, di sisi lain Pulwar, berdiri tembok batu, di mana empat makam serupa yang diukir cukup tinggi dari dasar tembok. Situs ini kini disebut Nakshi Rostam (Lukisan Rostam) yang dianggap sebagai gambaran pahlawan mistis Rostam.

Dapat ditafsirkan bahwa patung-patung yang menghuni tujuh makam ini adalah perwujudan para raja. Pembangunan tebing sangat menakjubkan, sungguh mengherankan di zaman yang begitu kuno peradabannya manusia sudah bisa membuat arsitektur bangunan seindah itu. Ukiran-ukiran di dinding ini dibuat dengan sedemikian detail dan sempurna.Di dalam pintu masuk akan ditemukan sebuah camber kecil di mana raja akan berada di sarkofagus, tapi sekarang sudah kosong. Tebing-tebing ini juga dikenal sebagai milik Kekaisaran Persia zaman penguasa mulai dari Xerxes, Darius dan Cyrus.

Di luar juga memiliki relief ukiran berbentuk orang dan kuda, dan prasasti tertua Iran yang pernah tercatat juga dapat ditemukan di sana. Ini merupakan daya tarik wisata dan cara yang baik untuk mengenal sejarah dan budaya Persia tua dan segala halnya yang terdapat di tempat ini dapat mengingatkan kita pada Kekaisaran Persia. n ger/R-2
Minggu, 16 Juni 2013
Posted by Unknown
Tag :

Sejarah Putri Persia dari Masa ke Masa


Doqdu - 1756 B.C

Beliau adalah ibunda dari "Asho Zarathushtra", filusuf besar dan nabi bangsa Persia kuno. Pada masa sekitar 1737 SM, Zarathushtra lahir. Sebagai anak muda yang kritis, ia tertarik pada fenomena alam dan ingin tahu bagaimana dunia diciptakan. Pencariannya akan hakikat penciptaan serta tempaan meditasi bertahun-tahun, membawanya kepada suatu pemahaman yang mirip seperti ajaran monotheisme Ibrahim (Abraham). Zarathushtra membawa bangsa Persia ke arah Monoteisme, konsep ajaran tentang satu Tuhan. Nama "Doqdu" berarti: "Terpilih."

Chista - 1725 B.C.
Ia adalah putri dari "Asho Zarathushtra", sang nabi ajaran Zoroaster. Ayahnya mengajarkan kepadanya konsep Monotheisme murni. Secara arkeologis, Zoroaster adalah agama monotheisme tertua di dunia yang pernah tercatat dalam literatur arkeologis. Filsafat Zoroaster diringkas dalam 3 ajaran, "Hati yang baik", “Perkataan yang baik", dan "Perbuatan yang baik". Namun seiring pergantian generasi dan zaman, ajaran ini berangsur-angsur menyimpang ke arah penyembahan terhadap benda-benda alam. Sebagai contoh yang paling populer di Persia kuno adalah Api. Nama "Chista" berarti: "Kecerdasan."



Pantea Arteshbod - 559 B.C.

Ia adalah salah satu panglima terbesar Persia sepanjang masa. Mulai dikenal pada masa pemerintahan Cyrus (559-529 SM). Dia adalah istri dari Jendral Aryasb (Akhemenid's Arteshbod). Dia memainkan peran penting dalam menjaga hukum dan ketertiban di Babilonia setelah penaklukan Neo-Babilonia 547 SM oleh kekaisaran Cyrus Agung. Komandan Pantea termasuk komandan militer penting Cyrus Agung, yang kehadirannya di medan perang selalu menjadi penentu kemenangan, serta ikut berperan dalam membangun pondasi kemiliteran kuno. Selama masa ekspansi Kekaisaran Achaemenid, Ia adalah komandan pasukan elit tentara Persia yang berperan ganda, yaitu sebagai Pasukan Pengawal Kekaisaran dan Pasukan Pendobrak. Pasukan elit ini dikenal sebagai "Immortal" karena mereka terus menerus beregulasi pada kekuatan 10.000 tentara. Setiap ada anggota yang terbunuh atau terluka parah, segera diganti untuk menggenapi jumlah 10.000, sehingga di medan perang seakan-akan jumlahnya tidak pernah berkurang. Itu sebabnya bangsa Yunani menyebut mereka Immortal. Untuk menjamin kesetiaan prajurit, maka anggota resmi “mesin tempur” kekaisaran Persia ini direkrut turun temurun dari marga tertentu, dan diberlakukan program latihan anak usia dini (usia 7+). Tidak semua orang bisa menjadi anggotanya, sebab sejak awal pelatihan ini sangat ketat dan keras baik secara fisik dan psikologis. Mereka juga mengikuti kepatuhan pada agama Zarathustra dan ajaran-ajarannya. "Pasukan Immortal" biasa diterjunkan ketika pertempuran memasuki babak-babak akhir sebagai strategi untuk mengejutkan musuh. Nama "Pantea" berarti: "Kuat dan abadi."

Amitis Shahbanu -559 B.C.

Beliau adalah Ratu Kekaisaran Achaemenid Persia dan putri Shah Astiak Mad (Raja Median), Istri Cyrus Agung (Kaisar Persia pertama dan penulis pertama deklarasi hak asasi manusia di dunia yang dikenal sebagai Silinder Cyrus). Menurut Herodotus, Cyrus sangat mencintainya dan, ketika dia meninggal, dia memerintahkan semua rakyat untuk menyelenggarakan "hari berkabung besar". Ada catatan dalam laporan Nabonidus, ketika "istri raja meninggal," terlihat duka rakyat Babilon yang berlangsung selama berminggu-minggu, dan bahwa ratu dimakamkan di menara yang disebut Zendaan –e Solaymaan di Persia. Nama "Amitis" berarti: "Teman yang Bijak." 

Artemisia I - 485 B.C. 

Ia diangkat menjadi penguasa di Halicarnassius (sebuah negara Kota Yunani yang ditaklukan menjadi koloni Kekaisaran Persia). Memerintah di bawah kekuasaan Kaisar Persia Xerxes I (Kheshayar Shah). Dia adalah seorang Laksamana legendaris pemimpin Angkatan Laut Persia. Seorang wanita kuat, mandiri dan cerdas yang memenangkan banyak pertempuran selama era Dinasti Achaemnid. Anda dapat melihat semangat Cyrus pada latar belakang lukisan. Ketika Raja Xerxes pergi berperang melawan Yunani pada 480 SM, Artemisia mendukungnya dengan kapal-kapal yang kuat dan membantu Xerxes mengalahkan Yunani pada pertempuran laut di Salamis. Orang Yunani menawarkan hadiah 10.000 drachma untuk kepala Artemisia, tapi tidak ada yang berhasil. Perlu diketahui bahwa saat itu, Persia adalah satu-satunya negara adidaya, sedangkan Yunani terdiri dari puluhan negara kota yang terpisah-pisah, masing-masing mempunyai otonomi sendiri. Artemisia dan unit pasukan wanita persia Dia berjuang dalam perang seperti laki-laki dan dia menunjukkan kejeniusannya dalam taktik militer. Xerxes belum pernah melihat seorang wanita yang seperti dia. Artemisia akhirnya menjadi kekasih Xerxes. Namun Xerxes tidak pernah menikah dengannya, entah bagaimana Xerxes kemudian akhirnya menikahi Esther, seorang putri Yahudi. Ya, tidak peduli berapa dalam romansa cinta antara Xerxes dan Artemisia, namun mereka tidak pernah menikah. Artemisia adalah seorang legenda abadi dan teladan bagi para wanita Persia. Nama "Artemisia" berarti: "Penutur kebenaran." 

Esther - 478 B.C, 

Lahir di wilayah Hadassah, dan merupakan istri Xerxes Agung dari Kekaisaran Persia. Dia adalah ratu Persia dari bangsa Yahudi yang pertama. Menurut Bibel Kitab Ester, suatu ketika Raja Xerxes dari Persia mengadakan 180 hari pesta di Susan untuk menunjukkan kekayaan dan kemegahan kerajaannya. Sang Raja memerintahkan istrinya yaitu ratu Vashti tampil sebelum dia dan tamu-tamunya dengan mengenakan mahkota untuk memamerkan kecantikannya. Tetapi Ratu Vashti menolak untuk datang. Marah dengan penolakan ini, Raja Xerxes bertanya kepada orang-orang bijak dan ketujuh penasihat Persia. Sesuai dengan hukum, mereka menyarankan Raja untuk mencari ratu yang baru. Raja mengikuti nasihat ini, kemudian mulai mencari ratu yang baru melalui sebuah kontes kecantikan. Maka gadis-gadis cantik dari setiap provinsi dikumpulkan ke istana. Esther ikut serta dalam kontes ini yang didukung oleh Mordekhai, sepupunya sekaligus walinya. Selama 12 bulan, setiap wanita menjalani perawatan kecantikan di harem, setelah itu ia akan pergi menghadap Raja. Pada akhirnya Raja Xerxes memilih Ester untuk menjadi istrinya dan dan menjadi ratu kekaisaran Persia. Dalam kitab Bibel, ada bagian yang dinamai dengan namanya yaitu Kitab Ester. Sebagai hasil pernikahan ini, maka pengaruh orang-orang Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Persia mulai menanjak. Xerxes kemudian mengikuti jejak Cyrus Agung dalam menunjukkan belas kasihan kepada orang Yahudi Persia. Nama "Esther" berasal dari bahasa Persia: "bintang." 

Sissy Cambis - 381 B.C. 

Ia adalah Ratu Persia dan ibunda Darius III. Ia adalah seorang wanita Akhemenid luar biasa yang berjuang mempertahankan kekaisaran dan tidak pernah menyerah kepada Alexander dari Macedonia. Menurut Sejarawan Yunani, Alexander pun sangat menghargainya dan baru dapat mengalahkannya dengan usaha yang keras. Nama "Sissy" berarti: "Beruntung." Youtab Aryobarzan - 334 B.C. Dia adalah salah satu komandan pasukan Dinasti Akhemenid Persia, adik dari pahlawan legendaris Persia, Aryobarzan (Jendral Akhemenid). Ia berdampingan dengan kakaknya melawan serbuan Yunani Macedonia sampai tetes darah terakhir pada masa pendudukan Alexander yang Agung dari Macedonia. Nama "Youtab" berarti: "Unik." 

Roxana Akhemenid - 326 B.C. 

Ia adalah putri Darius III, Syahansyah dari Kekaisaran Persia. Dia menikah dengan Raja Makedonia: Alexander ketika menyatakan cintanya di atas benteng sekitar 327 SM. Roxana dengan gagah berani menemaninya menyerbu India pada tahun 326 SM. Dia melahirkan seorang anak yang diberi nama anumerta Aleksander IV Aegus. Namun setelah kematian Alexander secara mendadak, Roxana dan anaknya menjadi korban dari intrik-intrik politik menjelang runtuhnya Kekaisaran Alexandria. Roxana akhirnya membunuh janda Alexander lainnya, yaitu Stateira II dan adiknya Drypteis. Roxana dan anaknya dilindungi oleh ibunda Alexander, Olympias di Macedonia, tapi akhirnya terbunuh pada 316 SM. Karena puteranya yaitu Alexander IV Aegus adalah pewaris sah kerajaan Alexandria, maka Cassander salah seorang mantan jendral Alexander yang berambisi merebut kekuasaan, memerintahkan pembunuhannya sekitar 309 SM. Nama "Roxana" berarti: "Fajar yang bercahaya." Sekedar untuk diketahui, Persia dari masa ke masa telah diperintah oleh berbagai Dinasti. Di antaranya yang terkenal adalah Dinasti Achaemenid, Alexandria, Askhanid Parthia, dan yang terakhir adalah Sassania. Sepanjang sejarahnya, Persia telah dua kali mengalami restorasi, yaitu pada saat penyerangan Alexander yang Agung, dan pada saat kebangkitan Islam. Figur-figur yang ada dalam Portrait ini dilukis para seniman di zaman dulu dan mendekati gambaran aslinya. Sumber : haxims.blogspot.com

Posted by Unknown
Tag :

SEJARAH PERTEMPURAN LEGENDARIS SPARTA VS PERSIA DALAM PERANG THERMOPYLAE

SPARTA adalah kota pada zaman Yunani Kuno yang merupakan ibukota Laconia dengan kota terpenting Peloponesus di tepi Sungai Eurotas. Sparta didirikan oleh orang-orang Doria yang mengalahkan Laconia dan Messenia yang pada perkembangannya menjadi sangat kuat dan berkuasa. Pada abad ke-7 SM. Sparta merupakan pusat kesusastraan namun sesudah tahun 600 SM ilmu kemiliteran yang lebih ditonjolkan. Anak-anak dari golongan berkuasa (Spartiate) dilatih menjadi militer. Di bawah golongan militer adalah golongan perioeci (tukang dan pedagang) dan helot (budak-budak). Hanya kaum Spartiate yang memiliki hak hukum dan hak sipil. Pertempuran Thermopylae adalah suatu pertempuran pada 480 SM antara aliansi negara-kota Yunani melawan invasi Kekaisaran Persia yang berlangsung di celah Thermopylae di Yunani tengah Peristiwa ini dikenal dengan nama Battle of Thermopylae atau Perang Thermopylae (Thermopylae artinya Hot Gates) pada tahun 480 SM, yaitu perang antara gabungan pasukan dari negara-kota di Yunani melawan pasukan invasi Persia. Kalah jumlah tetapi pasukan Yunani dapat menahan pasukan Persia selama 3 hari di Thermopylae. Pihak-pihak yang terlibat

1. Negara kota Yunani

Yunani Kuno adalah periode dalam sejarah Yunani yang berlangsung kurang lebih seribu tahun dan berakhir dengan munculnya agama Kristen. Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani merupakan pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Istilah “Yunani Kuno” diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada zaman kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, Siprus dan Kepulauan Aegean, pantai Aegean dari Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal dengan Magna Graecia), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Colchis, Illyria, Thrace, Mesir, Cyrenaica, selatan Gaul, timur dan timur laut Semenanjung Iberia, Iberia dan Taurica. Peradaban Yunani Kuno sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

2. Persia Achaemenid

Kekaisaran Akhemeni (Bahasa Persia Kuno: Hakh?manishiya) (559 SM hingga 338 SM) adalah kekaisaran Persia pertama yang memerintah Iran dan negara-negara sekitarnya (Afganistan, Pakistan, Turki Barat, Irak, Arab Saudi Utara, Palestina, Yordania, Israel dan Lebanon. Luas kekaisarannya diperkirakan seluas 7,5 juta km persegi. Nama Akhemeni berasal dari pendiri kekaisaran ini Akhemenes, tetapi teori ini diperdebatkan oleh para sejarawan hingga hari ini. Raja-raja besarnya, Kurosh (Cyrus) dan Daryavaush (Darius) selalu menyebut diri dengan penuh kebanggaan sebagai keturunan Hakh?manish (Akhemenes), leluhur mereka. Akhemeni pada mulanya adalah sebuah negeri naungan Kekaisaran Media, tetapi negeri ini berkembang dan berhasil menumpas dan mengakhiri hegemoni Media. Kekaisaran Akhemenid kemudian berkembang hingga ke Mesir dan menaklukkan hampir semua jajahan Yunani. 

Namun begitu, kekaisaran Akhemenid diakhiri Alexander Agung dari Yunani. Di bahasa Inggris dinasti mereka disebut Achaemenid, disadur dari istilah Yunani Αχαιμενιδης (Achaemenides), artinya ‘keturunan Achaemenes’. Pasukan Persia berjumlah lebih dari 200.000 orang terdiri pasukan negara2 bawahan dari Asia, Afrika, ditambah pasukan berkuda, gajah, dan pasukan khusus pengawal raja yang disebut Imortals. Sedangkan pasukan gabungan Yunani terdiri dari 300 orang Sparta, 700 orang Thespia dan 6000 pasukan gabungan lainnya Pasukan Sparta berjumlah 300 orang dan hanya merupakan pengawal pribadi Raja Leonidas I. Ini dikarenakan tentara kerajaan Sparta sedang mempersiapkan diri bersama angkatan laut gabungan Yunani untuk menahan serangan laut Persia Leonidas dan tentara gabungannya menahan Persia di gerbang Thermopylae (disebut gerbang karena merupakan celah yang sempit diantara dua buah tebing) . 

Karena gerbang Thermopylae pada saat itu merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan wilayah Yunani dengan pesisir dimana pasukan Persia mendarat. Setelah 2 hari pertempuran Leonidas dapat menahan Xerxes, yang menyebabkan korban di pihak Persia mencapai 20.000 orang, sedangkan di pasukan gabungan Yunani 2.500 orang tewas. Leonidas juga kehilangan 2 orang pengawal pribadinya ketika berhasil menahan pasukan Immortals Persia. Pada hari ketiga salah seorang bangsa Yunani bernama Ephialtes berkhianat dan memberi tahu Hydarnes (pemimpin pasukan Immortals) jalan memutar dibelakang pasukan Yunani. Karena merasa akan kalah dan ketakukan melihat besarnya jumlah pasukan Persia, sebagian pasukan gabungan Yunani pergi meninggalkan pertempuran. Raja Leonidas tetap tinggal untuk terus melawan bersama dengan 300 prajurit Sparta, 700 tentara sukarelawan dari Thespia , 400 prajurit Theba dan 900 Helot. Ada teori yang mengatakan Leonidas memberi kebebasan bagi pasukannya untuk pergi kecuali 298 pengawal pribadinya yang tetap tinggal. Meskipun pada akhirnya Yunani kalah dan pasukan yang tinggal tertumpas habis termasuk Raja Leonidas , tapi kerugian di pihak Persia juga tidak kalah besarnya. Tercatat Raja Xerxes kehilangan 20.000 tentaranya. Perang yang kita lihat pada akhir film 300 merupakan perang di dataran Platea yang terjadi 1 tahun kemudian (479 SM), dan merupakan perang terakhir antara Yunani dan Persia. perang itu dimenangkan oleh Yunani dan membuat Persia mundur dan melepaskan Yunani sebagai calon daerah jajahannya. Korban Jiwa Selama Pertempuran 300 Sparta 900 Helot 700 Thespiae 400 Theban 20000 persian Jumlah menurut Herodotus. Lainnya tak diketahui. dari wiki : Achaemenid Persian Immortals, atau disebut juga Persian Immortals/The Immortals adalah pasukan elit yang bertugas sebagai pengawal kerajaan dan juga sebagai pasukan infantri. 

Pada perang Thermopylae pasukan ini dipimpin oleh Hydarnes. Yang secara konstan menjaga jumlah pasukan tetap sebanyak 10.000 orang. Yang meninggal atau terluka langsung diganti dengan prajurit baru. Pasukan ini hany terdiri dari orang Median, Elamite atau orang Persia. Perang yang melibatkan Immortals : - Penaklukan Neo-Babylonian oleh Cyrus yang Agung pada 547 SM - Perang Cambyses' melawan Mesir pada 525 SM - Invasi Darius ke India dan Scythia pada 520 SM dan 513 SM. - Perang Marathon 490 SM dan perang Thermopylae

Source: http://my-nanako.blogspot.com/2011/12/sparta-adalah-kota-pada-zaman-yunani.html
Posted by Unknown
Tag :

Ebook Aboriginals

Download Button
Posted by Unknown

Ebook Jainology

Download Button
Posted by Unknown

Ebook Zoroaster

Download Button
Posted by Unknown

Zoroastrian faith and philosophy

Posted by Unknown
Tag :

Labels

Popular Post

Blogger templates

Blog Archive

- Copyright © Agama Minor -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -